Selasa, 08 Juli 2008

PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA DENGAN

Dalam dunia pendidikan, salah satu kunci untuk menentukan kualitas lulusan adalah kurikulum yang digunakan. Kurikulum ini setiap kurun waktu tertentu di evaluasi untuk kemudian disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan dunia kerja. Selama ini sistem pembelajaran yang diterapkan di Indonesia adalah sistem pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) dengan kurikulum berbasis isi, sehingga terdapat kesenjangan yang besar antara pengetahuan yang dimiliki oleh para peserta didik dengan sikap dan perilakunya. Banyak peserta didik yang tahu atau hafal materi pelajaran tetapi tidak dapat mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dalam peningkatan kualitas hidup, sehingga perlu adanya metode pembelajaran yang menitik beratkan pada peranan peserta didik dalam menggali potensi diri dan mengembangkan kreatifitas dalam pencarian ilmu pengetahuan dan pada tahun 2000, menteri Pendidikan Republik Indonesia melalui surat keputusan 232/U/2000 menetapkan kurikulum inti dan institusional berbasis kompetensi.


Sejak diberlakukannya surat keputusan tersebut maka arah pengembangan pendidikan ke depan adalah pendidikan yang berbasis kompetensi. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode ISS-IT (Interaktif Skills Station- Information Technology). Metode pembelajaran ini merupakan pengembangan dari metode SCL (Student Centered Learning) yang terdapat pada kurikulum berbasis kompetensi, dimana metode ini lebih mementingkan peranan peserta didik dalam mengaktualisasikan diri untuk memperoleh ilmu pengetahuan tanpa meninggalkan peran guru sebagai fasilitator. Peranan dari teknologi informasipun akan mendukung program ini, yang terlihat dari penggunaan media internet dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang ter-update, sehingga tidak ada lagi ketinggalan kepahaman akan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia saat ini.


Metode ISS-IT memiliki beberapa keuntungan yaitu; a) Meningkatkan kolaborasi dan kerja sama mahasiswa dalam proses pembelajaran; b) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaktualisasikan diri, baik di lingkungan kelompok maupun di lingkungan yang lebih jelas dan c) Menciptakan iklim pembelajaran student centered learning. Dengan keuntungan tersebut maka diharapakan kemampuan dari mahasiswa dalam hal ini pemahaman terhadap materi, pengembangan soft skill dan penguasaan terhadap teknologi informasi meningkat.


Dalam pelaksanaan metode ini diawali dari program perkuliahan yang kemudian dilakukan proses pembatasan materi secara umum, GBPP, sistem penilaian, pemberian hang out, dan penjelasan tentang metode ISS-IT dan asistensi, sebelum metode ini dilaksanakan. Setelah proses ISS-IT ini dilaksanakan maka perlu adanya pewacanaan awal terhadap batasan-batasan materi yang akan dipelajari melalui sistem asistensi dan pada akhir pelaksanaan program dilakukan tes penguasaan konsep untuk mengetahui seberapa besar pemahaman mahasiswa terhadap materi yang didiskusikan. Dari hasil ini didapatkan bahwa sebanyak 15,50% mahasiswa mendapat range nilai 60-75; 22,22% mahasiswa mendapat range nilai 76-84 dan 62,22% mendapat range nilai 85-100. Hasil ini mengindikasikan keberhasilan dari metode ISS-IT yang dikolaborasikan dengan asistensi untuk meningkatkan kepahaman mahasiswa.

Tidak ada komentar: